Malam jelma tenang,
Dadamu lekat hangat mendekap
Satu hal lebihi bahagia
merayapi di urat-urat bibir...
melengkung,
makin hangat.
Bibirmu, matamu...
menghangat,
juga punggungku.
Detik masa berhenti,
terkunci keabadian.
Seperti tahun-tahun terlewati
yang dilunasi.
Rindu rasa rahasia lebur...
saat tangan dengan tangan,
hati dengan hati,
ruh dengan ruh,
saling merangkul menyentuh.
Bahasa menguap,
Ingatan berdesakan luap meluap
Jiwa telah ramai penuh,
urai dalam panjang sujud-sujud
mewujud hening tanpa riuh
Inginku enggan beranjak...
maka malam itu aku rela
tak begitu mengasihi pagi.
~Yogyakarta, 16-17 April 2020
**Aku berdoa pada Tuhan semoga kita dipertemukan, bergandeng, dan menggenggam, hanya bukan dalam mimpi lagi.
***Kenapa "jika ada kesempatan"? Bila yang benar adalah aku yang akan memintamu memberiku kesempatan.